24 Desember 2008

Menjadi anak muda yang kaya


Mungkin anda menganggap judul di atas berlebihan, atau mungkin juga sudah biasa dengan kalimat tersebut. Tapi pernahkan anda berfikir untuk menjadi anak muda yang kaya?. Bukan dari warisan atau menang undian. Tapi benar-benar dari hasil usaha anda sendiri. Contohnya dengan mas Elang Gumilar seorang pemuda asal kota hujan Bogor. Ia sudah menjadi pengusaha pada usia 23 tahun. Maaf mas!….saya menggunakan pribadi anda sebagai contoh. Tapi mudah-mudahan memberi manfaat yang besar bagi orang muda yang lain.

Saya sungguh kagum, dengan pribadi mas Elang Gumilar yang telah berhasil dengan omset 1,7 M dalam setahun pada usia 23 tahun……..(menurut sumber berita,,) tapi yang jelas ini suatu prestasi anak muda yang patut dijadikan motivasi serta dimasyarakatkan pada kaum muda yang lain, agar Indonesia segera terlepas dari krisis moneter yang berkepanjangan karena memilki anak-anak muda seperti mas Elang.

Bagi yang belum membaca cerita anak muda yang satu ini silahkan baca disini!

Berawal ketika masih duduk di bangku SMU anak muda yang satu ini telah merintis usaha jualan donat keliling secara sembunyi-sembunyi karena takut ketahuan orang tuanya, karena orang tuanya dibilang orang yang cukup berada. Namun rupanya kegiatan sembunyi-sembunyi itu tercium juga oleh orang tuanya. Orang tua menyuruhnya berhenti berjualan, karena khawatir kegiatan tersebut akan menggangu ujian akhir SMU nya.. Namun karena jiwa entrepreunernyalah anak muda yang satu ini tetap melakukan aktivitas dengan cara lain yang tidak menggangu sekolahnya dengan cara mengikuti lomba bakat dan keilmuan.

Ketika masuk IPB, jiwa bisnis Elang pun berlanjut. Rupanya jiwa wirausahanya memang mendesak untuk direalisasikan. Ditingkat pertama ia berjualan sepatu di asmara IPB. Setelah tidak lagi berbisnis sepatu. Ia kebingungan mencari bisnis apa lagi. Namun karena intuisi bisnis yang ia miliki, ia menemukan peluang dari suasana kampus yang redup akibat kurang penerangan. Maka ia berjualan lampu bolam dan untuk bisnis yang satu ini ia nyaris tidak menggunakan modal, ia hanya membawa surat dari kampus ia melobi salah satu perusahaan lampu untuk menyetok lampu dikampusnya. Dan ternyata proposalnya gol. Setiap penjualan, ia pun mendapat keuntungan hingga Rp. 15 juta.

Di tingkat dua , setelah perputaran uang pada bisnis lampu berjualan lambat, ia akhirnya beralih pada berjualan minyak goreng, satu persatu toko di sepanjang kawasan kampus, ia titipi minyak. Pekerjaan itu pastinya menguras tenaga sebab ia merangkap menjadi tukang kuli, supir sekaligus manajer. Sebelum dan sepulang kuliah, ia bolak balik mengisi dan mengambil jerigen minyak goreng. akibat kuliahnya terganggu karena kelelahan, ia pun memutuskan berhenti bisnis minyak.

Kalau bisnis minyak kebanyakan menggunakan otot, ia berfikir untuk bisnis yang menggunakan otak. Kemudian, ai menjajal bisnis lembaga kursus bahasa inggris di kampusnya. Adapun modalnya, ia patungan bersama kawan- kawannya. Dan setelah itu mencoba terjun kedunia properti, sebagai kontraktor bangunan sekolah, rumah hingga akhirnya menjadi kontraktor perumahan RSS.

Di usianya yang relatif muda , pemuda ini sudah menuai berbagai keberhasilan. Dari hasil usahanya ia sudah mampu memenuhi berbagai kebutuhan meterialnya sendiri, diantaranya rumah, mobil dan tentu saja rekeningnya yang sudah tidak perlu ditanya lagi.

Dan kini ia bermimpi untuk membangun kota sendiri dengan berbagai fasilitasnya.

Mari kita pelajari dari keberhasilan pemuda yang satu ini! Apa yang menghantarkanya menuju puncak keberhasilannya. Tidak lain, karena intuisi bisnis yang besar yang ia miliki, dan ia pandai membaca sekelilingnya untuk dijadikan sebagai sumber uang yang tidak pernah habis dan berhenti pada satu keberhasilan. Bagaimana ia memadukan antara kemampuan membaca situasi dengan mengolah intuisi yang ia miliki secara sinergi.

Bagaimana dengan anda? Apakah sependapat, untuk menjadi anak muda yang kaya?

Atau menunggu setelah tua.

(Sumber: KOMPAS)

1 komentar:

asyacom mengatakan...

menjadi anak muda yang kaya mauu....dan apa yang anda tulis itu memang selayaknya kita lakukan